f

Test Footer 2

Heavy Metal

Selasa, 03 Februari 2009

Gebyar Valentine Day

Wah... Sebentar lagi masuk bulan Februari, nich! Bagi kalangan muda-mudi seperti kita, tentu ada tanggal yang dilingkari tinta emas. Yup! 14 Februari alias Valentine Day!
Sebagai generasi Islam tulen, tentu kita tidak mau asal-asalan ikut merayakan Valentine Day. Agar tidak tergolong kaum yang hanya “taqlid” (Cuma ngikut aja), ada baiknya kita telusuri dulu bagaimana sejarah perayaan ini.
Sebenarnya banyak versi yang menerangkan tentang sejarah Valentine Day. Sebagian besar menyebutkan bahwa istilah ini berasal dari nama salah satu pendeta pada masa Romawi Kuno, Valentine. Sekitar abad ke III Masehi Romawi dipimpin oleh Kaisar Cladius II. Kaisar menghendaki agar para bujangan di seluruh Roma tidak menikah untuk dijadikan tentara kerajaan. Namun, pendeta Valentine secara diam-diam menikahkan banyak pasangan muda-mudi Roma. Lama-lama hal ini diketahui oleh Kaisar Cladius. Sebagai hukumannya, Raja menjatuhkan hukuman pancung pada tanggal 14 Februari 269 M.
Nah, untuk mengenang Valentine, pada tanggal 14 Februari tahun-tahun berikutnya, para pemuda di Roma berkirim surat pada kekasihnya. Namun pada perkembangannya, perayaan ini agak menyimpang, seperti upacara Lupercallia. Salah satu acaranya adalah undian pasangan. Setiap nama pemudi yang ikut acara itu ditulis di atas kertas, lalu dimasukkan ke dalam kotak. Para pemuda berebut untuk mendapatkan salah satu kotak itu. Nama yang tertera akan menjadi pasangan kencannya semalam suntuk. Na’udzubillah....
Jika menilik sejarah Valintine di atas, jelas bahwa Valentine Day bukanlah kebudayaan Islam. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam perayaan Valentine yang tidak sesuai dengan ajaran Islam. (1)Dilihat dari prinsip dasarnya, Valentine Day merupakan perayaan kaum Nasrani Romawi untuk memperingati kematian St. Valentine. (2)Tujuan diadakan Valentine’s Day adalah untuk mengungkapkan kasih sayang dalam waktu sehari. Padahal Islam adalah agama Rahmatallil ‘alamin yang menjunjung tinggi kasih sayang dan persaudaraan yang tidak mengenal usia dan batas waktu. Bukankah Allah swt. juga bersifat Rahman Rahim yang selalu mengasihi hamba-Nya tanpa kenal batas waktu? (3)Secara operasional perayaan ini selalu dilakukan dengan pesta pora, hura-hura, dan cenderung maksiat antar lawan jenis. Hal ini sangat tidak sesuai dengan ajaran Islam. Ingatlah ayat yang berbunyi: “....dan janganlah kamu mendekati zina...”.
Wah... Ternyata ngeri juga, ya. Makannya, kita tidak perlu ikut-ikutan. Salah-salah malah iman kita terjerumus. Hiii...... (Ovie, El-Fikr)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar